Dom, Sepeda, dan Pohon Petai Cina.

Dom kembali bersepeda
Menyusuri tempat-tempat yang pernah dia jelajahi semasa kecil. Sungai, jalan-jalan lebar di lingkungan pabrik, sekolah, pasar, taman, toko aksesori..
Sewaktu kecil, semua tempat rasanya begitu luas, lebar, menakjubkan. Bahkan toko pernak-pernik di ruko sumpek seperti dunia sendiri. Sungai seperti dunia sendiri. Garasi tempat bermain air seperti dunia sendiri. Jadi, bumi adalah galaksi.
Berjalan pulang ke rumah dari sekolah, rasanya seperti petualangan tak tertandingi. Berjalan di pinggiran sungai, di bawah pepohonan petai cina, rasanya seperti ada di dunia Terabitha atau Alice in Wonderland.
Sewaktu kecil, cita-cita Dom banyak sekali. Salah satu yang dia ingat, dia ingin jadi host acara petualangan seperti Riyanni Djangkaru di acara Jelajah. Matanya berbinar-binar setiap menonton acara televisi itu.
Sama berbinarnya saat dia menonton Naruto. Dia paling suka Neji Hyuuga dan Ino Yamanaka.
Kalau sekarang, Dom masih suka senyum-senyum sendiri melihat postingan media sosialnya Paul Nicklen, Brian Skerry, atau Sea Legacy.
Sama sumringahnya ketika menonton program hewan-hewan laut atau hewan-hewan kutub di Discovery Channel atau National Geographic.
Ah, tak usah jauh-jauhlah. Kadang menari atau bersemedi di halaman rumahnya yang banyak pepohonan, ramai kicauan burung, dan berlangit biru cerah saja, bikin dia lupa daratan.
Sudah malam.
Dom sedang mencari jalan pulang dengan sepeda dan senternya.
Ranselnya selalu menemani sejak dulu.
Ah, untung bintang-bintang masih bertaburan di atas sana.